FB News - Jakarta – Skandal korupsi proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) senilai Rp 5,4 miliar di Kabupaten Kerinci, Jambi, kini memasuki fase paling mengerikan. Pasca aksi demonstrasi LSM Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Geransi) di depan Gedung KPK, gelombang hukum mulai menggulung para aktor politik dan pejabat daerah yang diduga terlibat dalam skandal ini.
Ketua Geransi, Arya Candra, SH, menyampaikan ultimatum keras:
“Kami tidak main-main. Ini bukan sekadar aksi, ini adalah peringatan keras bagi para pelaku korupsi. Siapapun yang terlibat akan kami telanjangi di depan publik. KPK harus segera bertindak, atau kami akan ledakkan demo jilid II dengan kekuatan massa yang tak terbendung!”
Geransi kini tengah memobilisasi ratusan massa dari Kerinci dan Jambi untuk turun langsung ke Jakarta. Demo Jilid II akan menjadi gelombang perlawanan rakyat terhadap korupsi yang terstruktur dan sistematis. Spanduk-spanduk bertuliskan nama-nama tokoh legislatif yang diduga terlibat akan kembali dikibarkan—kali ini dengan lebih banyak wajah dan lebih tajam tudingan.
Menariknya, gelombang dukungan terhadap Geransi mulai bermunculan dari berbagai kalangan. Termasuk dari komunitas sosial dan advokasi yang tergabung dalam Grup Talago Batiah, yang selama ini dikenal aktif dalam isu pemberdayaan masyarakat dan pengawasan publik. Meski tidak tampil sebagai penggerak utama, suara-suara dari jaringan Talago Batiah mulai mengalir dalam bentuk solidaritas, penyebaran informasi, dan penguatan narasi anti-korupsi.
Siapa saja yang terancam?
- Pimpinan DPRD
- Anggota Banggar
- Tokoh partai politik lokal
- Konsultan pengawas proyek
- Pejabat teknis Dishub
Arya menegaskan bahwa tidak ada tempat aman bagi koruptor.
“Kami punya bukti. Kami punya saksi. Kami punya keberanian. Jika penegak hukum lamban, maka rakyat akan bergerak. Kami akan paksa KPK membuka penyelidikan baru dan menyeret semua yang terlibat ke meja hijau!”
Geransi menuntut agar hukum tidak hanya menyentuh pelaksana teknis, tapi juga menghantam otak di balik pengaturan proyek. Konsultan pengawas yang hingga kini belum ditetapkan sebagai tersangka menjadi sorotan tajam.
“Kalau hukum hanya menyentuh kaki tangan, tapi membiarkan otak kejahatan bebas berkeliaran, maka itu bukan penegakan hukum—itu pengkhianatan terhadap keadilan,” tegas Arya.
Jakarta akan diguncang. KPK akan didesak. Nama-nama besar akan jatuh. Geransi tidak akan berhenti sampai semua pelaku korupsi PJU Kerinci dibongkar, diseret, dan dihukum seberat-beratnya. (TR)
No comments:
Write comments